Aku Anton

Bahagia itu sederhana

TERSENYUM Dan-Tetap BERSYUKUR Apa-Yang KITA MILIKI..!!!

Suku Dayak Ransa


SUKU DAYAK RANSA PEDALAMAN MENUKUNG

Suku ransa
Dayak ransa merupakan salah satu suku yang ada di Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi Kalaimantan Barat, dayak ini tersebar di beberapa desa di kecamatan menukung di antaranya yakni Desa Laman Mumbung mencakup Sungai Dungan I, Sungai Dungan II, Pondok Bayan dan Mehola bangis, desa Sungai Sampak seperti Batu Ampar dan desa belaban,  sedangkan yang lainnya juga termasuk suku dayak ransa Guhung Bajang, Beloyang dan Juoi yang berada di daerah pedalaman Kecamatan Menukung.

Konon Suku dayak ransa pada awalnya berasal dari daerah kabupaten sintang sekitar empat sampai lima abad yang lalu karena pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat susah sehingga mereka mudik menelusuri sungai melawi demi mencari usaha demi terpenuhinya biaya hidup keluarga  mereka sehari-hari maka dari itu  tersebarlah dayak ransa sampai sekarang  di salah satu wilayah yakni wilayah kecamatan menukung kabupaten melawi.

Suku dayak ransa sangat memegang teguh tradisi adat-istiadatnya dari zaman nenek moyang mereka hingga sekarang, sedangkan kepercayaan yang di yakini oleh suku dayak ransa ialah Kristen katolik dan Kristen protestan walaupun mereka sudah meyakini agama namun mereka tetap menjalankan adat, tradisi, kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan setiap upacara-upacara tertentu pada adatnya  dan itu tetap mereka jalan serta di imbangi antara kepercayaan terhadap agama dengan adat yang ada.

Tradisi atau Kebiasan-kebiasaan  adat suku dayak ransa beraneka ragam namun itu tak membatasi mereka dalam menghadapi masa-masa sekarang seperti yang kita tahu saat ini di mana berbagai alat cangih teknologi yang maju dan budaya yang kekiniaan tidak menyurutkan mereka untuk tetap mengenal budaya mereka kepada kelompok masyarakat lain. Sampai sekarang adat dayak ransa masih sangat kental dan tetap mereka lestarikan serta mereka laksanakan dalam bulan atau tahun tertentu di mana pada saat upacara adat mereka di rayakan.

Penduduk suku dayak ransa sekarang kurang lebih 2.500 jiwa, mata  penceharian suku ini rata-rata petani/pekebun dan sebagian lagi pekerjaan mereka seperti menyadap karet, beternak, berburu da sebagian kecil ada yang sudah jadi PNS di daerah setempat.

Penjelasan; dayak ransa dayak merupakan berasal dari kata “daya” dalam bahasa dayak yakni hulu yang berarti penduduk pribumi asli, “daya” juga bisa di artikan dayak darat/darant, sedangkan kata “ransa” berasal dari nama tumbuhan yang sejenis dengan tumbuhan rotan yang tumbuh dan hidup di daerah hutan sekitar perkampungan mereka .
Itulah sedikit gambaran mengenai suku dayak ransa yang ada di kecamatan menukung kabupaten melawi Kalimantan barat Indonesia.

Sekian,, tulisan saya mohon maaf kalau dalam penulisan kata-kata tidak teratur dan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pembaca, dengan cara ini penulis berbagi paham dan informasi maka penulis mohon masukan, kritik, dan saran sangat di harapkan sekian dan terima kasih. Penulis  

Logat Bahasa Dayak Ransa

CIRI-CIRI BAHASA DAYAK RANSA, LAMAN MUMBUNG-MENUKUNG

Indonesia memang Negara yang kaya dan terkanal akan nilai-nilai budaya, suku etnis dan ras yang multikultur dan kalau kita berbicara budaya di dunia ini indonesialah negara No 1 terkaya akan ragam budayanya, yang menjadi pertanyaan apakah bisa kita melestarikan budaya kita dan mengenal budaya kita dengan Negara lain? Dan apakah kita bisa mempertahankannya? Kita berharap agar budaya kita di akui oleh dunia internasional dan tidak di pengaruhi oleh budaya lain serta tidak di klaim Negara lain. 

Tak jarang pula suku atau bahasa juga merupakan salah satu identitas seorang warga Negara dan saya pikir  terlalu luas kalau dalam kontek ini kita membicarakan mengenai Indonesia, sedangkan Kalimantan saja sekitar  kurang lebih 400 suku dayak yang ada di sana nah kali ini saya akan bahas mengenai perbedaan bahasa yang juga bisa membuat lunturnya suatu budaya.

 Etttt dari pada ujung-ujung ngaur kali ini saya mau share tentang bahasa yang akhir-akhir ini menjadi kejanggalan dan menimbulkan pertanyaan buat saya sendiri secara pribadi yaitu membahas terkait suku dayak ransa yang ada di kecamatan menukung melawi Kalimantan barat, bayangkan saja sub suku yang ada di Kalimantan barat mencapai 152 suku dengan bahasa yang berbeda-beda. 

Sedangkan di kecamatan menukung ada empat suku yakni suku dayak ransa, suku dayak limbay, suku dayak kenyilu dan suku melayu dengan logat bahasa yang berbeda-beda pula. Walau pun keempat suku tersebut dengan logat bahasa yang berbeda tapi mereka tetap paham dan mengerti ketika berkomunikasi, seperti; perbedaan logat bahasa pada suku-suku tersebut, misalnya pada kata “kesana” bahasa dayak ransa (kot), dayak limbay (koet), dayak kenyilu (koit) dan melayu (kinun) sedangkan pada kata “tidak) dayak ransa (nada), dayak limbay (abon), dayak kenyilu (abon) dan melayu (jom). Hemat saya dari logat pada bahasa tersebut sangatlah mudah mempengaruhi nilai budaya artinya apabila suku-suku yang di anggap minoritas juga asing dalam penggunaan bahasanya selalu di ejek dan di jelek-jelekin akan malu ketika berbicara bahasa sendiri dan menggunakan bahasa yang lain atau bahasa yang mayoritas.

 Terlebih anak muda orang ransa yang sangat sensitive sekali apabila di ejek bahasanya dia akan cenderung malu dengan menggunakan bahasa dayak ransa lagi, hal-hal yang seperti ini sungguh memprihatinkan bagi saya, begitu mudahnya terpengaruh oleh bahasa lain. Saya melihat hal ini terjadi pada budaya kita dilihat dari posisi negatifnya begitu gampangnya luntur tradisi kita kalau benar demikin bagaimana mungkin kita bisa mempertahankan, menjaga dan melestarikan budaya kita sendiri?. 

Perlu di ingat dan di pahami bagi kaum muda khususnya dayak ransa kita itu patut bersyukur punya bahasa sendiri, kita adalah generasi yang harus menjunjung tinggi bahasa kita, kita jangan malu dengan bahasa kita sendiri karena bahasa adalah bagian dari identitas. Lantas apakah kita bisa membuat bahasa sendiri kalau bukan turunan nenek moyang kita, kita mestinya bersyukur sudah memiliki identitas yang cukup membanggakan bagi saya secara pribadi mungkin bagi saudara-saudaraku bahasa kita itu tidak baik dari bahasa-bahasa yang ada di kecamatan menukung,  mana rasa nasionalis kita, mari kita tunjukan kita buktikan kalau identitas kita benar-benar ada bukan hanya memiliki bahasa yang berbeda atau bahasa sendiri tapi budaya kita juga mesti di ekspos pada publik. 

Ironinya lagi para muda mudi kita dayak ransa dengan sesama suku dayak ransa pun tak jarang menggunakan bahsa lain misalanya “behabon” . asal lo semua pade tau ye bahasa kita to keren dan unik lo,,, masih tidak percaya, buktinya selalu di ikutin oleh orang-orang yang berbeda bahasa dengan kita artinya mereka tau kalau orang dayak ransa punya bahasa sendiri yang unik. Mungkin saudara-saudara sekalian hari ini tidak sadar kalau kita punya kelebihan dan keunikan tersendiri khususnya pada bahasa, seandainya pada hari ini juga kita mengetahui atas kekeliruan dan kehilafan dari semua itu patut dan hendaklah kita melakukan hal yang sama untuk membangun dan memperlihatkan identitas kita bahwa suku dayak ransa hebat. Dari sekarang bangunlah rasa nasionalismu jika kamu merasa orang dayak ransa..Penulis  
Salah satu daerah perkampungan suku dayak ransa yaitu mehola bangis

Sedikit kata menggunakan bahasa dayak ransa
 Apai kita kemoluk bejantoh pakai bahasa diri’k, tapi kemoluklah ketika kita bejantoh pakai bahasa orak lait”.
‘Aku malah ngayah kalau urak ngelolok bahasaku karena kalau aku mikir inyanlah yang nyuruh jantoh kami dayak ransa di konal urak obuk lusa’k”.

Information

Print Logo

Copyright © 2013 ANTONIUS, SH by Anto Kolarov!.