Home † Archives for Mei 2015
Anto Kolarov
Pegowai Merupakan Bagian Dari Tradisi Adat Dayak Ransa
Di
dalam kehidupan bermayarakat terutama wilayah yang letak geografisnya jauh dari
perkotaan pada umumnya daerah tersebut di huni oleh penduduk pedesaan pedalaman
yang hidupnya masih bergantung pada mata penceharian seperti bertani, beternak,
serta berburu dengan peralatan seadanya saja yang boleh di katakana
masih sangat sederhana dan tradisional.
Masyarakat
yang hidupnya cenderung membentuk kelompok ini, interaksi socialnya terhadap
kepedulian sesama masih sangat tinggi dengan sifatnya saling gotong-royong
antar sesama masyarakat yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Maka tidak
jarang di temukan masyarakat yang hidupnya saling ketergantungan antara satu
dengan lainnya, maka tidak heran ketika hal ini akan mudah bagi mereka untuk
membentuk suatu suku atau ras yang seolah-olah itu menjadikan identitas atau
kebanggaan tersendiri bagi mereka. Jadi dari kehidupan social, integrasi yang
tinggi, gotong-royong, kekeluargaan atau kekerabatan dengan relasinya sangat
peka terhadap keberlangsungan hidup maka berangkat dari hal semacam inilah
timbulnya suatu budaya atau tradisi dengan menyebabkan perbedaan kultur pada
suku atau pun ras yang ada di masyarakat pedalaman.
Masyarakat suku dayak ransa memiliki beragam budaya atau kebiasaan-kebiasan adat istiadat
yang sering di lakukan dalam masyarakat itu sendiri yaitu berupa adat
pehuma di mana dari berbagai macam jenis adat itu upacaranya di rayakan
atau di ritualkan dalam satu tahun sekali saja, karena adat tersebut merupakan
suatu komponen dari proses keberlangsungan hidup mereka sebagai masyarakat yang
mendapatkannya rezeki atau pun dalam melangsungkan kebutuhan hidup mereka
bersumber dari tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan juga hasil panen
padi semua itu dari penghasilan bertani dengan cara yang masih sederhana dan
tradisional. Masyarakat suku ransa ini hidup bertani dengan cara berladang
liar, yaitu berladang dengan cara berpindah-pindah di setiap tahunnya.
Berangkat
dari situlah muncul suatu adat yang di sebut dengan adat pehuma adat
pehuma ini bermacam-macam dan banyak jenisnya, mulai dari montam, nobas,
nobak, mantuh, nunguk ampar robak, nunu, nujah, mangaou, ngemabaou, dan
terakhir adalah mehanyi. Jadi peroses behuma ladang liar sangat banyak sekali
yang di lakukan selama satu tahun atau dua belas bulan bagi suku dayak ransa.
Adapun adat/tadaisi pehuma yang sering di lakukan oleh masyarakat setempat
setiap tahun yang pertama;
Adat masuk
Adat
masuk adalah adat yang di ritualkan setelah selesai musim ngemabaou atau
bertepatan pada saat padi nganuk laki atau nganuk bini, yang di
maksud dengan ngemabaou ialah mencabut rumput yang tumbuh di sekitar
tumbuhan padi yang di anggap menggaggu proses perkembangan pertumbuhan padi,
dengan di bersihkan atau di buang rumput tersebut maka pertumbuhan padi akan
berkambang dengan baik dan tumbuh dengan subur. Sedangkan padi nganuk laki
atau nganuk bini merupakan padi itu sedang hamil, maka dari itu padi
tersebut harus di sengkolat atau di selamatkan menurut adat setempat
agar padi tersebut berbuah dengan bagus dan menghasilkan panen padi tersebut
dengan melimpah ruah. Ketika ritual upacara masuk di laksanakan,
masyarakat setempat dengan kompak meramaikan acara tersebut seperti acara pesta
pada umumnya yang di lakukan oleh masyarakat adat itu sendiri. Inti dari upacara
masuk itu sendiri yaitu mopan atau memotong daun padi yang sudah
di ambil dari ladang, sambil memotong daun padi tersebut para masyarakat
setempat di harapkan berkumpul untuk menyaksikan pemotonganga daun padi itu. Tidak
sembarang atau semua orang yang bisa mopan daun padi tersebut, karena
selama pemotongan daun padi berlangsung juga sambil di iringi dengan kehana yaitu
menceritakan kisah tentang asal usul terjadi adanya padi itu sendiri dan kehana tersebut
di kisahkan oleh para tetua adat setempat. Setelah daun padi itu di popan kemudian
di campur dengan air dan di masukan kedalam seruas atau sepotong batang/pohon
bambu lalu di antar kan keladang, setiap kepala keluarga yang mempunyai ladang
di wajibkan mengambil air yang sudah di di ritualkan itu dan sudah di campurkan
dengan daun padi untuk di bawa keladangnya masing-masing. Tujuan upacara
adat masuk adalah untuk memberkati padi yang telah di tanam dan
membuang segala penyakit yang mengganggu tanaman padi itu agar terlindung dari
hal-hal yang sifatnya negatif bagi perkembangan pertumbuhan padi itu sendiri
juga terhindar dari hama-hama dan lain sebagainya.
Pegowai
Pegowai
adalah pesta adat dayak di mana upacara adat tersebut di rayakan hanya dalam
satu tahun sekali, pesta tersebut di laksanakan setelah musim panen usai.
Pegowai tidak hanya untuk di lakukan karena kesenagan semata, tetapi bagi suku
dayak ransa pegowai merupakan ungkapan selamatan atau syukuran atas rahmatnya
yang telah memberikan rezeki kepada mereka, selama satu tahun penuh mereka
bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Maka dengan di
adakan upacara semacam itu akan menumbuhkan rasa social, solidaritas dan
kepedulian terhadap sesama juga akan mempererat tali persaudaraan, serta
memperkuat persatuan dan kesatuan, dalam membangun relasi antar sesama supaya
terjalin kerjasama yang baik di dalam masyarakat itu sendiri. Tujuan pegowai
bukan hanya untuk makan dan minum saja, namun di sisi lain pula merupakan suatu
wadah untuk bersilaturahmi dan mempertemukan saudara dan sanak keluarga yang
sebelumnya jarak cukup jauh dan jarang brtemu tetapi suatu ketika ada upacara
pegowai, itulah saat yang tepat bagi mereka untuk bersilaturahmi dengan
kerabatnya masing-masing. sumber dan penulis
Lihat Info mengenai desa laman mumbung, kecamatan
menukung-kabupaten melawi
#Artikel
terkait
Beragam adat istiadat Suku dayak ransa
Lihat kampung
mehola bangis
Dusun: pondok
bayan
Desa: laman mumbung
Coba Lihat ini
contoh logat bahasa suku dayak ransa
Cahai kumparak
adalah: air terjun
di sungai mehola
Sub suku di
Kabupaten Melawi Jumlah
suku di kabupaten melawi
Menolak: masyarakat
pedalaman harus berani menolak perusahaan perkebunan kelapa sawit di bumi
menukung
Di Desa mawang
Mentatai : Ada
Sandung (Tempat MenyimpanTulang Manusia)
Di Dusun Pondok Bayan ada kampung Mehola Bangis
Di
Dusun Pondok Bayan ada kampung Mehola Bangis
Dusun Guhung Terapau Desa Laman Mumbung Kecamatan Menukung
Guhung
Terapau
Guhung Terapau merupakan salah satu dusun yang
ada di desa Laman Mumbung Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi Kalimantan Barat
Indonesia. Daerah ini terletak di sebelah kanan sungai melawi atau sekitar
kurang lebih tiga kilo meter jarak tempuh dari pusat kota Kecamatan Menukung.
Guhung Terapau itu sendiri berasal dari kata “Guhuk dan Terapau.” Guhung berasal dari
kata “Guhuk” yang di ambil
dari bahasa daerah setempat yaitu bahasa suku
kenyilu yang artinya suatu tempat yang curam yang ada di sungai yaitu
sungai Oyau dimana sungai ini
merupakan salah satu sungai yang melintasi daerah tersebut yang banyaknya
tempat-tempat arus airnya yang sangat curam (guhuk). Sedangkan kata “Terapau” adalah tumbuhan yang mirip seperti pohon kelapa yang ada di daerah tersebut.
Guhung Terapau
mayoritas penduduk menganut keyakinan agama katolik, walaupun mereka sudah
meyakini atau mempercayai agama namun mereka tetap memegang teguh nilai-nilai
budaya dan adat-istiadat yang telah nenek moyang wariskan kepada mereka. guhung terapau di huni oleh penduduk suku
dayak kenyilu, mata pencaharian utama mereka sehari-hari ialah bertani
(ladang), berkebun (menyadap karet) dan sebagian kecil ada yang berternak. mohon
maaf kalau ada banyak kekurangan dari artikel yang saya tulis kritik dan saran
sangat di harapkan dari penulis untuk berbagi paham dan informasi tentunya yang
bersifat positif dan membangun, jika ada kesalahan dari filosofi pada artikel ini akan penulis update. sekian dulu ya.. bersambung... Penulis
Lihat Info mengenai desa laman mumbung, kecamatan
menukung-kabupaten melawi
#Artikel
terkait
Beragam adat istiadat Suku dayak ransa
Lihat kampung
mehola bangis
Dusun: pondok
bayan
Desa: laman mumbung
Coba Lihat ini
contoh logat bahasa suku dayak ransa
Cahai kumparak
adalah: air terjun
di sungai mehola
Sub suku di
Kabupaten Melawi Jumlah
suku di kabupaten melawi
Menolak: masyarakat
pedalaman harus berani menolak perusahaan perkebunan kelapa sawit di bumi
menukung
Di Desa mawang
Mentatai : Ada
Sandung (Tempat MenyimpanTulang Manusia)
Di Dusun Pondok Bayan ada kampung Mehola Bangis
Di
Dusun Pondok Bayan ada kampung Mehola Bangis
Download
Ziddu...................................
Scribd..................................
Slideshare.........................
Putusan MK.........................
Scribd..................................
Slideshare.........................
Putusan MK.........................
Bisa
di gunakan link-link berikut ini:
1.
Mbah
Google
3.
Marquee2
4.
Marquee3
5.
Marquee4
6.
Marquee5
7.
Address
blog
9.
HalamanNexs
10. Favicon
11. FaviconII
12. Calender
13. Clock
14. CaraPasangLagu
16. Cek Resi
JNE
19. Follow
Twitter
23. Proteksi Teks
24. Proteksi Tek PDF
25. Buka Copy PDF
26. Cara Buat Halaman Skripsi
27. Kumpulan Daftar Pustaka
28. Cara Buat Daftar Isi
29. Cara Download PhotoShop CS2
Cara Buat id.testony.com di facebook
Cara Download Youtube
Bola CHAMPION Ligue
Bola BEIN SPORT 1 2 3
TV ONLINE Indonesia
Bola LIVESCORE
24. Proteksi Tek PDF
25. Buka Copy PDF
26. Cara Buat Halaman Skripsi
27. Kumpulan Daftar Pustaka
28. Cara Buat Daftar Isi
29. Cara Download PhotoShop CS2
Cara Buat id.testony.com di facebook
Cara Download Youtube
Bola CHAMPION Ligue
Bola BEIN SPORT 1 2 3
TV ONLINE Indonesia
Bola LIVESCORE
Laporan Praktik Kerja Lapang Kejaksaan Negeri Kepanjen
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
KEJAKSAAN NEGERI KEPANJEN
Oleh :
ANTONIUS
(NPM 120405010034)
RENDY
ARVIANTO (NPM 120405010014)
FEBRI
MAHMUDI (NPM 120405010023)
NUR
CHOIRIYAH (NPM 120405010011)
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KNJURUHAN MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik
Kerja Lapangan atau yang biasa disingkat dengan PKL merupakan kegiatan rutin
yang dicanangkan oleh Universitas Kanjuruhan Malang sebagai salah satu wadah
untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang bermutu setiap tahunnya. Dan diikuti
oleh Mahasiswa yang telah memenuhi target SKS yang ditentukan. Dalam Praktek
Kerja Lapangan harus sesuai dengan tuntutan kurikulum atau sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuni dibangku perkuliahan agar Mahasiswa mendapat pengalaman
kerja yang relevan sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai dibidangnya.
Praktik
Kerja Lapangan (PKL) merupakan satu upaya mengoptimalkan ilmu yang didapat
Mahasiswa dari bangku Kuliah. Mahasiswa menjadi lebih berpengalaman dalam dunia
kerja yang sesungguhnya. Disamping itu Mahasiswa juga akan lebih mengerti cara
kerja Instansi Mitra yang dijalin oleh Universitas Kanjuruhan Malang secara
riil setelah melakukan PKL. Melalui program PKL pihak Universitas diharapkan
mampu meningkatkan kualitas dan profesionalitas lulusannya. Oleh karena itu,
Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) sebagai salah satu lembaga pendidikan
yang Notabene akan ikut bertanggung jawab atas kualitas tenaga ahli Indonesia
mengupayakan agar lulusannya berhasil menjadi tenaga ahli yang profesional dan
kompeten di masyarakat melalui Program Praktik Kerja Lapangan.
Pengalaman
yang telah diperoleh selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dituangkan dalam
sebuah laporan yang selain digunakan untuk memenuhi tugas akhir Mahasiswa,
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), juga dimaksudkan untuk menuangkan
hasil PKL dalam bentuk tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya. Dari latar
belakang inilah prodi Ilmu Hukum Universitas Kanjuruhan Malang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL),
untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah kedalam Kondisi Riil yang
ada, sehingga Mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan
kerja yang diharapkan yang handal di bidang Hukum.
Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa di suatu lembaga pendidikan tinggi pada
umumnya telah dianggap sebagai kegiatan wajib dan menjadi komponen penting
dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Program Praktek Kerja
Lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universita Kanjuruhan Malang harus dibedakan dengan Program Kuliah Kerja
Nyata (KKN).
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun
tujuan kegiatan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
memperoleh pengalaman belajar yang berharga yang secara langsung menemukan,
merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahn di tempat kerja.
2. Mahasiswa
dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam upaya
memajukan lembaga atau instansi tempat kerja.
3. Agar
Universitas Kanjuruhan Malang dapat menghasilkan sarjana yang dapat menghayati
kondisi, gerak dan permasalahan yang dihadapi lembaga atau instansi
pemerintah/swasta tempat kerja.
4. Meningkatkan
pengertian mahasiswa tentang lembaga atau instansi pemerintah/swasta, dinamika
dan permasalahannya.
5. Mahasiswa
dapat memahami kondisi dan situasi dunia kerja nyata baik secara teknis maupun
non teknis.
6. Mahasiswa
mendapatkan pengalaman kerja yang baru sebagai bekal sebelum lulus menjadi
sajana sehingga siap memasuki dunia kerja.
Manfaat
mahasiswa mengikuti praktek kerja lapangan:
1. Memperdalam
pengertian tentang cara berpikir dan bekerja sesuai bekal ilmu dan teori yang
dimilikinya sehingga dapat menghayati dinamika, permasalahn dan kesulitan dunia
kerja yang nyata.
2. Mendewasakan
cara berpikir serta meningkatan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan
perumusan dan pemecahan masalah yang pragmatis ilmiah.
3. Memberikan
ketrampilan, pengalaman belajar dan bekerja sebagai calon professionalsehingga
terbentuk sikap dan mentalrasa memiliki atas sebuah pekerjaan.
4. Melalui
pengalaman kerja dalam melakukan penelaan, perumusan dan pemecahan masalah,
dengan demikian akan lebih menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri
mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian dan tanggungjawab.
1.3 Waktu
dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Waktu : Tanggal 12 Januari – 13
Februari 2015
Tempat : Kejaksaan Negeri Kepanjen
: Jl. Jaksa Agung
Suprato No. 1 Kejaksaan Negeri Kepanjen
Langganan:
Postingan (Atom)