Dayak Ransa - Berladang dengan menggunakan alat-alat yang masih sederhana
dan tradisional merupakan hal yang lumrah bagi suku dayak, namun di balik
kesederhanaan dengan system yang teradisional menyimpan keunikan
tersendiri serta rasa kepedulian
terhadap sesama pun terjalin dengan erat dan masih menerapkan budaya
gotong-royong yang paling di utamakan.
Proses berladang sangat rumit dan membutuhkan waktu yang
sangat panjang, bayangkan dalam satu tahun atau 12 bulan bercocok taman dengan
cara berladang liar hanya sekali panen padi, beruntung jika iklim bersahabat,
tak jarang para petani ladang liar mengalami gagal panen. Bagi suku dayak
berladang harus percaya dengan adat/aturan behuma,seperti pemali (pantang) dll. lihat penjelasan klik disini
Berladang tentu melalui tahap-tahap seperti ; montam, nobas,
nobak, mantuh/baru di tunu/nunu (menunggu waktu bakar beberapa minggu bahkan
bisa sampai sebulan kayu ladang yang sudah di tebang/tobak), tunu/bakar,
nujah/nugal, mangau, mabau, dan terakhir baru panen. melalu tahapan tahapan
tersebut baru bisa memungut hasil atau
panen padi suku
dayak.Penulis
ini merupakan salah satu behuma (ladang liar ) suku dayak yang ada di kabupaten melawi kalbar |